Dita melangkah ragu ke dalam kelas
itu. Ibunya masih berbincang-bincang bersama ibu-ibu lainnya. Di dalam kelas
tampak beberapa anak bermain. Ia gelisah. Dita ingin langsung masuk. Namun,
ibunya kelihatan masih asyik mengobrol. Ia pun menarik tangan ibunya.
“Ayo Bu...., Dita ingin masuk kelas
baru Dita, “ paksa Dita hingga ibunya mengiyakan. Dita langsung masuk kelas.
Kelas barunya tampak begitu ramai. Ia pun mencari mejanya. Setelah menemukan
meja di posisi yang menurutnya tepat, Dita memasukkan buku-bukunya ke dalam
laci mejanya. Barang-barang yang lainnya juga dimasukkan ke dalam laci mejanya
dan dirapikan seperti bukunya.
Bel sekolahnya berbunyi. Ibunya pun
pulang. Dita melihat wanita kira-kira berumur dua puluh tahunan. Wanita itu
membawa beberapa buku pelajaran yang sama seperti dipunyainya dan beberapa file serta sebuah tempat pensil berwarna
cokelat.
“Pagi anak-anak!” sapa wanita itu
riang sambil menaruh bukunya di meja guru. Wanita itu berjalan ke depan kelas
yang indah itu.
“Saya adalah wali kelas kalian di
sini. Nama saya Bu Tina. Kalian akan belajar bersama saya di kelas baru ini.
Sekarang, karena hari pertama, kita mulai berkenalan. Siapa yang mau maju ke
depan?” tanya Bu Tina tersenyum. Ada beberapa anak yang mengacungkan tangan,
termasuk Dita.
“Ya, kamu!” tunjuk Bu Tina kepada
anak laki-laki gendut yang berkacamata. Anak itu maju ke depan dengan penuh
percaya diri. Beberapa anak tertawa cekikikan melihat gayanya yang menjadi agak
culun.
“Hai teman-teman semua! Nama saya
adalah Gagas Pramulya Wintoroto. Dipanggil Gagas. Hobi saya adalah menulis.
Saya berasal dari Jakarta. Dulu saya bersekolah di International Cruise
Kindergarten School. Rumah saya berada di perumahan Melati Putih Jalan
Bougenville Raya Blok J7 nomor 6. Umur saya 5 tahun, “ Gagas memperkenalkan
diri. Setelah itu, Gagas duduk kembali.
“Terima kasih Gagas. Sekarang kamu!”
tunjuk Bu Tina pada Dita. Dita pun maju ke depan kelas untuk memperkenalkan
diri.
“Hai semua! Nama saya Ninda Dita
Putri. Biasa dipanggil Dita. Hobi saya bermain sepakbola dan hiking. Rumah saya di kompleks Kembang
Biru Jalan Merpati Raya Blok H4 nomor 1. Saya berasal dari Jakarta dan dulu
bersekolah di International Moon Kindergarten School. Senang bertemu kalian!”
Dita memperkenalkan diri dengan tampilan yang berwibawa.
“Terima kasih Dita,” ucap Bu Tina
lembut. Dita pun kembali ke tempat duduknya. Teman sebangkunya mengacungkan
jari.
“Ya! Perkenalkan dirimu, nak!” pinta
Bu Tina. Anak itu maju ke depan kelas dengan anggun.
“Selamat pagi semuanya! Namaku
adalah Himayana Pramono Kusuma. Panggilnya Maya. Membaca adalah hobi saya yang
paling saya gemari. Selain itu, saya juga suka menari. Rumah saya di Kompleks
Kembang Biru Jalan Merpati Raya Blok H4 nomor 3. Saya berasal dari Jakarta.
Dulu saya bersekolah di International Pretty Kindergarten School,” Maya
memperkenalkan diri dengan mimik wajah yang biasa sekali. Lalu, banyak anak
yang memperkenalkanan diri. Ada Salsa, Mira, Budi, Oscar, Citra, dan Peter.
Setelah perkenalan, Bu Tina menyuruh anak-anak menggambar binatang di kertas
dan mewarnainya memakai pensil warna. Dita pun menggambar bersama yang lainnya.
Dita dan Citra yang jago menggambar, menggambar beberapa hewan langka di
Indonesia. Maya menggambar dua kelinci putih yang memakan wortel. Salsa, Mira,
dan Oscar yang lucu, menggambar orang utan sebisa mereka sehingga gambar mereka
terlihat sangat lucu. Budi, Peter, dan Tio yang santai, menggambar lumba-lumba
yang loncat melewati lingkaran atraksi. Anak-anak lain juga menggambar sebisa
dan sebagus mereka buat.
Setelah menggambar, gambar anak-anak
di kumpulkan untuk ditempel sebgai kreasi dalam kelas. Bel pun berbunyi. Anak-anak langsuk berlarian
bermain ke luar. Dita, Maya, Tio, dan beberapa teman lainnya memakan bekal yang
dibawakan oleh ibu mereka masing-masing.
“Halo! Boleh ikutan makan, tidak?”
tanya Maya dan Tio pada Dita. Dita tersenyum dan mengangguk pada kedua teman
barunya.
“Kamu makan apa?” tanya Dita pada
Maya dan Tio yang sedang mengambil kotak makanan mereka.
“Aku makan udang goreng tepung yang
krispi dan dilumuri mayones serta saus. Aku juga makan pakai nasi putih dan
sayur sop yang masih hangat. Minumannya limun segar favoritku! Kalau kamu?”
jawab Maya sekaligus bertanya pada Tio.
“Aku makan nasi putih. Lauk pauknya
adalah sosis berbentuk bunga dan sayurnya sop juga. Minumanku jeruk hangat
buatan ibuku. Kalau kamu Dita, makan apa?” tanya Tio setelah menjawab
pertanyaan Maya dan Dita.
“Aku nasi goreng pakai telur ceplok
dan minumannya air putih biasa,” jawab Dita sambil menunjukkan bekalnya yang
masih hangat. Mereka pun makan. Setelah makan, mereka bermain petak umpet
bersama Oscar dan Mira yang juga habis makan.
“Tujuh belas, delapan belas,
sembilan belas, dua puluh!” hitung Maya. Maya lalu mencari teman-temannya. Maya
menemukan Tio dan Oscar yang bersembunyi di kolong meja guru. Sekarang, ia
mencari Dita dan Mira. Ia menemukan Mira di balik lemari. Sekarang Dita. Di
mana Dita, yaaa?
“Hong Dita !!!” seru Dita keras
menyebut namanya dan memukulkan tangannya di dinding tempat Maya tadi menutup
mata dan menghitung.
Kring!
Kring!Kring!!!!!!!!!!!!!!!
Bel istirahat usai, berdering.
Anak-anak langsung kembali ke kelasnya masing-masing. Bu Tina masuk kembali
sambil membawa banyak kertas kecil.
“Anak-anak, sekarang kita akan
memilih ketua kelas kita. Apakah ada yang mau mencalonkan diri?”tanya Bu Tina
tegas. Akhirnya, karena tidak ada yang mau mencalonkan diri, Bu Tina memilih
calonnya. Ada Salsa, Lisa, Rumi, dan Peter. Salsa maju dengan gugup ke depan
bersama tiga calon ketua kelas lainnya. Para calon menjelaskan apa yang mereka
lakukan jika mereka terpilih.
“Calon yang mau kalian pilih, harus
kalian tulis di kertas ini. Kita memilih melalui voting atau pemungutan suara,” perintah Bu Tina sambil
membagi-bagikan kertas kecil. Anak-anak pun langsung menulis pilihan mereka.
Setelah menulis, anak-anak
menggulung kertas itu dan memasukkan ke dalam boks kecil berwarna putih. Bu
Tina menunjuk Dita untuk menghitung suara dan Maya untuk menulis suara. Dita
pun membaca. Hingga akhirnya Salsa yang terpilih menjadi ketua. Peter menjadi
wakil. Lisa menjadi sekretaris dan Rumi menjadi bendahara. Salsa merasa senang
sekali.
“Sekarang kita akan melakukan kegiatan
terakhir kita di hari pertama yang menyenangkan ini! Kita akan mengelilingi
sekolah kita yang luas ini dan kita tidak akan diganggu kelas lain!!!” seru
BuTina riang. Anak-anak spontan berseru senang sekali hingga akhirnya Bu Tina
menenangkan.
Mereka pun mulai dari gedung sekolah
mereka yang besar dan tinggi.
“Ini adalah kelas level 1, 2, dan 3.
Satu level berisi tiga kelas, A, B, dan C. Lalu, di lantai dasar ini juga ada
kamar mandi, ruang guru (kelas 1, 2, 3), ruang kepsek (ruang kepala sekolah),
dan ruang TU atau disebut tata usaha. Kita lihat guru-guru yang ada di dalam,
yaaa,“ Bu Tina pun menuntun anak-anak masuk ke dalam ruang guru.
“Ini adalah Bu Gita, wali kelas 1B.
Ini Bu Sabrina, wali kelas 1C. Ini Pak Tiko, wali kelas 2A. Pak Boro, wali
kelas 2B. Bu Darmono, wali kelas 2C. Ini Bu Emi, wali kelas 3A. Pak Lomi, wali
kelas 3B. Bu Setiani, wali kelas 3C. Bu Gita akan menjadi guru matematika, IPA,
dan Bahasa Indonesia. Bu Sabrina akan menjadi guru olahraga, kesenian, dan
Bahasa Inggris.
bersambung