kilauan zamrud membelah mega..............


Selasa, 24 Juli 2012

RENUNGAN UNTUK PARA GURU DAN ORANG TUA


Barusan buka-buka FB dan baca share Komunitas Ayah Edy yang ada di fb-nya Uni Melvika... karena bagus, jadi copas deh ke blog Poety  ini....


RENUNGAN UNTUK PARA GURU DAN ORANG TUA

Namaku Joe.....

Namaku Joe. Hanya Joe. Sebenarnya nama yang tertera di surat lahirku cukup panjang, tapi sulit bagiku untuk menulis rangkaian huruf demi huruf itu membentuk namaku. Jadi, aku mengatakan pada semua orang, namaku hanya tiga huruf J-O-E.

Ketika kecil, aku didaftarkan di sebuah sekolah terkenal di kota kelahiranku. Sekolah ini terkenal dengan murid-muridnya yang mempunyai tulisan halus kasar yang bagus sekali, bahkan sejak mereka di bangku Taman Kanak-Kanak.

Aku selalu memakai tangan kiri untuk melakukan semua kegiatan, termasuk belajar menulis. Entah kenapa, tangan kananku tidak sekuat tangan kiriku, orang-orang menyebutku kidal. Guru-guruku di TK selalu memaksaku menulis memakai tangan kanan, bahkan mereka pernah memukul jari-jariku dengan penggaris panjang ketika aku memakai tangan kiri untuk belajar menulis, tapi aku tidak bisa. Mereka baru berhenti memarahiku ketika papa datang ke sekolah dan meminta mereka membiarkanku memakai tangan kiri. Papa berpendapat, tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Ibu guru berusaha memegang tanganku untuk mengajarkanku menulis indah, tapi hasilnya tidak indah. Setelah sekian lama, akhirnya Ibu guru menyerah, dan membiarkanku dengan tulisan cakar ayamku.

Saat memasuki bangku SD, mimpi burukku bermula. Kami diharuskan mencatat dalam kalimat panjang-panjang. Aku mencatat dengan pelan sekali, aku membaca tulisan di papan tulis dengan susah payah, aku tidak mengerti apa arti rangkaian huruf-huruf itu. Huruf-huruf itu seakan-akan berterbangan di otakku, menari-nari dan bernyanyi diiringi irama ceria, tra-la-la tri-l-li... Sungguh mengasyikkan! :D Kadang kala aku tenggelam dalam imajinasiku, membayangkan pensilku sebagai baling-baling bambu Doraemon, aku terbang melintasi awan-awan yang berbentuk seperti huruf-huruf dan angka-angka di papan tulis. Hahaha… Tapi kadang-kadang juga, tiba-tiba aku teringat wajah Ibu guru yang sedang marah, aku berusaha memindahkan bentuk huruf-huruf di papan tulis ke buku catatanku, tapi yah.. dari 10 kalimat yang harus kucatat, paling bisa aku hanya berhasil memindahkan 3 atau 4 kalimat, itupun dengan susah payah.

Hampir setiap hari Ibu Guru selalu menulis kata-kata ‘malas, suka melamun, nakal, tidak mau mencatat’ dan banyak kata-kata lainnya di buku jurnalku. Aku sedih sekali, aku merasa aku sudah berusaha keras. Ditambah lagi, aku tahu, jika nanti di rumah, sepulangnya mama dari kantor dan memeriksa tas sekolahku, beliau akan marah besar dan menghukumku jika beliau membaca pesan-pesan yang ditulis Ibu guru. :((

Sebenarnya aku kasihan juga pada mama. Mama setiap hari harus menelepon ke teman-teman sekelasku untuk mencatat pelajaran hari itu, sekaligus mencatat soal-soal PR yang diberikan Ibu guru, yang harus dikumpulkan besok. Mama tidak mau aku dihukum Ibu guru. Soal-soal matematika itu tidak sulit bagiku, aku bisa mengerjakannya dengan mudah. Tapi jangan suruh aku menulis indah, aku benci! Aku benci karena aku tahu, aku pasti mendapatkan stempel jempol mengarah kebawah besok, dengan warna tinta merah pula! Membuat aku merasa murid paling bodoh di kelas!

Hari-hari sekolah bagaikan mimpi terburukku. Di sekolah Ibu guru selalu berteriak padaku, mengganggu ketika aku asyik melamun yang indah-indah. Di rumah, mama selalu kelihatan stress dan emosi ketika melihat buku-buku catatanku. Aku tidak mengerti, mengapa aku harus menulis jawaban ‘biru’ untuk warna langit, sedangkan aku tahu, kadang-kadang langit kelihatan berwarna putih, merah jingga yang indah sekali atau bahkan hitam gelap ketika mau hujan. Aku juga tidak mengerti, mengapa Ibu guru marah ketika aku merangkak di kolong meja untuk mengambil penghapus temanku yang jatuh atau ketika aku asyik mengamati burung kecil yang hinggap di jendela kelas, dekat tempat dudukku. Ibu guru tidak tahu ya, betapa aku berjuang menahan kelopak mataku yang hampir selalu tertutup di kelas yang membosankan ini.

Suatu hari, entah keajaiban apa yang terjadi. Mama manis sekali kepadaku, selalu tersenyum sepanjang hari. Hari itu tidak ada bentakan sama sekali, tidak ada kerutan di kening dan wajah muram ketika menemaniku membuat PR. Bahkan mama tidak marah pada koko ku, walaupun dia mendapat nilai 5 di ujian bahasa Mandarinnya. Sejak hari itu, dunia seakan penuh warna, mama jarang sekali marah-marah lagi. Mama berkata, “Tidak ada yang salah dengan dirimu, anakku. Sekolahmulah yang tidak cocok untuk kamu. Maafkan mama, selama ini mama mengira kamu tidak mau berusaha untuk berubah, mama salah.”

Mama membawa aku jalan-jalan ke banyak sekolah di kota kami. Bertanya banyak sekali pada guru-guru disana. Memperhatikan bagaimana cara guru-guru itu berbicara padaku. Kadang-kadang aku merasa sedikit kasihan melihat guru-guru itu kebingungan menjawab pertanyaan mamaku yang cerewet, hahaha… Maaf, mama! ( Mama bilang aku harus jadi anak yang jujur kan? :p)

Aku pindah ke sekolah yang bagus. Teman-teman sekelasku tidak sebanyak teman di sekolahku yang lama. Tapi mereka baik, mereka tidak pernah mengatakan aku bodoh, pemalas atau aneh. Guru-guruku malah selalu memujiku, mengatakan aku anak yang pintar, sangat kreatif, dan punya banyak ide cemerlang.

Ibu guru tidak perduli dengan tulisanku yang seperti cakar ayam, membenarkan jawabanku meskipun kadang-kadang aku terbalik menuliskan angka 3 menjadi E, b menjadi d. Guru Sains ku menuliskan opini ‘Joe is so good at science. He will become master of science if he read a lot of science books.’ di laporan bulananku.

Kawan, tahu ga? Aku merasa menjadi anak pintar disini, aku dengan penuh semangat ikut Olimpiade Sains tingkat nasional, aku mempelajari banyak sekali komik-komik sains, aku melakukan banyak eksperimen fisika, capek tapi senang! Aku lolos sampai tingkat semi final lho! Hahaha… senang sekali.

Aku ingin menjadi seorang penemu kelak, kalau aku sudah besar. Aku ingin menemukan ‘Pintu Ajaib’, agar orang-orang bisa pergi ke tempat lain dalam sekejap, tidak usah naik mobil dan terkena macet lagi.

Jalan-jalan bisa diubah jadi taman bunga atau taman hiburan anak-anak, seperti Disneyland gitu lho. Atau jadi water park yang asyik, atau lapangan sepak bola. Pasti menyenangkan! Akan kujual penemuanku ini ke seluruh dunia, aku pasti jadi kayaaa sekali. Aku mau bangun sekolah-sekolah yang bagus, ga usah bayar! Biar aku yang bayarin uang sekolahnya! :D

Eh, akhirnya aku tahu, apa yang terjadi!

Aku mendengarkan ketika mama berbicara dengan penuh semangat kepada sahabatnya, sesuatu tentang ‘anak dominan otak kanan’, buku-buku, dan satu nama ‘Ayah Edy’. Siapa itu?

Banyak temanku yang bernama Edy, banyak juga teman papaku yang bernama Edy. Yang mana ya? Entahlah, kurasa kapan-kapan saja aku baru mencari tahu, yang mana Ayah Edy yang dimaksud.

Yang kutahu, beliau telah berhasil mengubah mama. Mama yang sebelumnya keras, selalu menginginkan kami mendapatkan nilai yang bagus di sekolah, pelit pujian dan sering marah-marah, benar-benar berubah menjadi seorang malaikat.

Jika suatu hari nanti, aku bisa bertemu Ayah Edy sahabat mama itu, aku pasti akan memeluknya dan berbisik, “Terima kasih, Ayah. Ayah mengubah duniaku!”

Based on a true story
June'12
Mama Joe ( usia 9thn)
Cen Mei Ling

PS.

Bukan kebetulan surat ini di tulis, ternyata bertepatan dengan hari ulang tahun Ayah Edy.

Bukan sebuah kebetulan juga surat ini di berikan di pagi hari sebelum Ayah Edy memberi seminar kepada 1000 guru di Medan.

Dan atas keinginan Tuhan tiba2 ayah meminta Mama Joe bertestimoni tentang pengalaman bersama anaknya, dan Mama Joe meminta isi testimoninya adalah membaca surat yg baru saja di berikan pada Ayah tadi pagi dari puteranya.

Bukan kebetulan juga bahwa Anda sebagai guru dan orang tua, saat ini tertarik untuk membaca tulisan ini hingga PERSIS di paragraf ini...... meskipun kisahnya sangat panjang..

Pikirkalah....sadarilah, renungkanlah..... ini pasti bukan sebuah kebetulan biasa....

Memang sesungguhnya tidak pernah ada yg kebetulan dalam hidup ini, semuanya sudah di atur dalam sebuah skenario besar Tuhan melalui Alam SemestaNya.

Mari kita bangun Indonesia yg kuat dari keluarga melalui anak-anak kita tercinta !!

Rabu, 02 Mei 2012

Hari Pendidikan Nasional.. siapa peduli kah... ?


2 Mei 2012

Pagi ini seperti biasa poety berangkat kesekolah bareng papa..dan adek albert.. sekarang rombongan kita udah berkurang satu.. karena udaku udah selesai  UN… jadi uda ga lagi berangkat ke sekolah bareng kita… kayaknya kita kecil kemungkinan bareng lagi berangkat sekolah…karena uda udah dijinkan papa pakai motor sendiri.. apalagi kalau lokasi sekolahnya tidak searah lagi dengan kantor papa. Sekarang kita punya jadwal gantian yang duduk didepan disamping papa… dulu sih Albert lebih suka duduk dibelakang sama uda … sekarang karena udah ga ada teman jadi rebutan deh duduk di depan…

Eh iya.. poety punya cerita  menarik pagi ini… seperti biasa kita dimobil selalu nyetel radio…  mendengarkan musik yang diselingi ocehan penyiarnya yang lucu-lucu… ada si mbah.. miss dondong.. ada kemal ada tije… hehehe poety ga akan nyebut stasiun radionya… ntar dikirain promosi lagi…

Pagi ini acara radionya berkaitan dengan hari pendidikan nasional… kalau kemarin 1 Mei semua berkomentar tentang hari buruh sedunia.. sekarang 2 Mei adalah hari pendidikan nasional…
Pagi ini salah satu penyiar radio itu menelpon beberapa orang …kayaknya sih bukan orang yang lagi dengerin siaran itu…
“PT X.. selamat pagi… dengan ani disini ada yang bisa kami bantu” kata wanita diseberang sana.. kayaknya disebuah kantor layanan masyarakat
“selamat pagi ibu..” sapa si penyiar  “ibu sekarang ini tanggal 2 Mei ya.. hari apa ya?” lanjutnya
“hari Rabu pak, bapak ingin bicara dengan siapa?”
“Bukan itu maksudnya.. hari ini hari besar apa?”
“Hari besar? Kan sekarang bukan hari libur bapak.. dikalender saya tidak ada catatannya tuh”
“kan kalau kemarin 1 Mei adalah hari buruh sedunia, nah kalau hari ini hari apa?”
“aduh pak, pertanyaannya ga penting deh.. “
“owh..jadi ibu ga tahu hari ini hari besar nasional ya… ya udah ga apa apa deh… terimakasih ya..”

Berikutnya mereka mencoba menelpon sahabatnya yang dalam perjalanan ke kantor… menanyakan hal yang sama… jawabannya sama “hari apa yaa…. ga tahu tuh”
Total penyiar tersebut menelpon 5 orang dan mendapatkan kenyataan tidak ada satu pun yang tahu atau mengingat, kalau hari ini adalah Hari Pendidikan Nasional.. ada satu yang aga mendekati.. yang bilang hari ini adalah Hari Guru…Cuma yang mengenaskan yang bilang hari guru itu adalah seorang PNS di Kementrian Pendidikan Nasional…
Penyiar tersebut sangat sedih… Poety juga sedih… apa lagi papa… karena papa kan seorang pendidik… ternyata tidak satupun yang tahu atau ingat hari pendidikan nasional..

Kenapa ya… kok ga pada ingat ya…  mungkin mereka udah ga peduli ya dengan pendidikan… kalau pada ga peduli…terus ntar kami dicuekin dong… sekolah-sekolah jadi gitu-gitu aja… membosankan… jadi kayak pendengar yang dcurhat sama Miss Dondong pagi ini… “aku males banget ni sekolah… bolos aja kali ya…”

Penyiar radio yang kami dengar curhat kalau mereka sangat sedih…
Sesaat kemudian penyiar tersebut mendapat sms request lagu… kemudian dia mencoba menelpon nomor yang sms tersebut… dan bertanya… hari ini hari apa?
Alhamdulillah dia langsung jawab “Hari Pendidikan Nasional”, papa terharu sekali mendengarnya … penyiar tersebut juga terharu… ternyata masih ada yang ingat.. 2 Mei adalah hari pendidikan nasional..
Tapi ketika ditanya “Nia, kerja dimana?”  “aku masih sekolah om..kelas satu SMP, ini mau upacara bendera”…………….ya pantesan aja dia bisa jawab karena dia adalah anak sekolah…dan lagi mau upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional  

Yaahhh kalau anak sekolah sih memang pada hafallll….papa juga hafal karena papa juga pendidik…

Terus papa bergumam… seberapa peduli kah orang-orang yang gak berada didunia pendidikan.. peduli tentang masa depan pendidikan nasional… ????

Kamis, 23 Februari 2012

Black Emerald Mountain's

Di sebuah desa bernama Viley ada gunung yang dinamakan Emerald. Gunung Emerald adalah gunung berapi yang setiap saat mengeluarkan semburan lava pijar yang sangat panas. Dipuncak gunung tersebut terdapat sebuah gua yang biasanya tertutup lahar panas.
Menurut cerita turun temurun penduduk desa, di dalam gua tersebut terdapat mutiara Emerald yang sangat indah dan memiliki berbagai macam khsiat. Setiap orang yang dapat memiliki mutiara Emerald akan menjadi berubah kehidupannya. Tapi konon khabarnya hanya orang-orang terpilih saja yang dapat menemukan dan dapat mengambil mutiara tersebut, dan setiap orang yang berhasil masuk ke gua tersebut hanya dizinkan mengambil satu mutiara yang mesti merahasiakan kepemilikannya.
Konon khabarnya di desa Vinley hanya Bapak Kepala Desa yang memiliki mutiara Emerald, tapi itu hanya khabar dari mulut ke mulut. Karena kalau ditanyakan langsung kepada Bapak Kepala Desa, beliau hanya akan tersenyum dan mengatakan itu cuman dongeng.

Di desa Vinley ada seorang anak muda yang cerdas dan kuat yang bernama Black. Dia sangat meyakini kalau cerita mutiara Emerald itu benar adanya. Secara diam-diam Black menyelidiki keberadaan gua di puncak Emerald, dan mencari cara untuk masuk ke dalamnya. Selama berbulan-bulan penyelidikannya, dia mengetahui kalau setiap bulan purnama di Januari lahar panas di sekitar gua akan mendingin selama 1 jam dan gua bisa dimasuki.
Dengan mempersiapkan berbagai perlengkapan, tepat bulan purnama di Januari, Black sudah menunggu di puncak Emerald. Saat tepat jam 12 tengah malam, lahar di sekitar gua beruabah menjadi dingin dan Black segera memasuki gua.
Didalam gua Black sangat terpesona melihat kilauan mutiara Emerald. Dia mendekat dinding gua dan mencoba mencongkel sebuah mutiara. Setelah berhasil mendapatkan satu mutiara sebesar bola pimpong, dia sangat terpesona dan timbul keinginannya untuk mendapatkan mutiara yang lebih besar. Dia melihat di langit-langit gua ada butir mutiara yang lebih besar dan berkilau sangat terang. Dengan menggunakan tali Black berhasi mendekati mutiara tersebut. Dengan susah payah dia berusaha mencongkel mutiara tersebut.
Tanpa disadari Black, waktu berlalu cepat sehingga masa 1 jam lahar mendingin akan segera berakhir. Dia masih asyik mencongkel mutiara besar, sementara diluar gua lahar dingin mulai berpijar. Ketika Black berhasil mencongkel mutiara besar, jalan yang terbentuk kedalam gua karena lahar mendingin ternyata telah berubah menjadi lahar panas. Black panik karena tidak bisa lagi keluar dari gua. Udara disekitar gua mulai sangat panas, begitu pula didalam gua. Batu-batu didalam gua juga mulai panas dan akhirnya berpijar. Black tidak dapat lagi menghindar, sehingga dia terbakar.....
Begitulah akhirnya, karena kerakusannya Black akhirnya meninggal...

karya Poety E H Nixon 2012

Sabtu, 21 Januari 2012

BUKAN BANGSA INI TIDAK MAMPU...... TAPI TIDAK DIBERI KESEMPATAN

KUNJUNGAN BAPAK BJ HABIBIE

Kantor Manajemen Garuda Indonesia

Garuda City Complex, Bandara Soekarno-Hatta

12 Januari 2012


Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo.


Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.

Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.


Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).


Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?


Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.


Dalam video tsb, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.


N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan..................


Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:


“Dik, anda tahu...............saya ini lulus SMA tahun 1954” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan................


“Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, .......itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur.........Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara.


Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.


Sekarang Dik,............anda semua lihat sendiri..............N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.


Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?’


Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.


Dik tahu................di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia.............


Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa................


Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua.....................?


Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun.

Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”

Pak Habibie menghela nafas.......................


Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;


Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin. Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.


Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama.................


N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu.........bahkan hingga kini.


Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir.............kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.


Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya....................


“Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”.


“Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,

  • Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten
  • C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis
  • D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!

Itu saja!”


Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:


“Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik.............organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik..................”


Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu .......................


“Dik,..... saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, .... ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya... saya mau kasih informasi.... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu........................”


Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam.... seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.


Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan........................


“Dik, kalian tau.....2 minggu setelah ditinggalkan ibu.... suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu.... Ainun.... Ainun ..... Ainun .... saya mencari ibu di semua sudut rumah.


Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini....’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie’.


Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;


  1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!
  2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus...............
  3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.

Saya pilih opsi yang ketiga............................”


Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) ......................


Ia melanjutkan pembicaraannya;


“Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun...... dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.....

Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat..... saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia”


Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata........


Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;


“Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui....

Description: Description: Habibie & Ainun































Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).


Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya.


Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.


Dik, asal you tahu............semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.


Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.


Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif...................”


(pada kesempatan ini pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan).


Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.


Jakarta, 12 Januari 2012

Salam,

Capt. Novianto Herupratomo
.