kilauan zamrud membelah mega..............


Senin, 16 September 2019

CIMSA - International Medical Students Association

Hi.... it's been a long time since I updated my blog...

Since 2018 Alahamdulillah  I was able to join the Faculty of Medicine, Andalas University ...
Yeaa.. it's right ... in Padang ... my father's hometown


Hello readers of my blog ... do you know?  

Health is a state of being free from illness or injury, but not everyone know that the greatest wealth of someone is their health.

Therefore, I'm Poety, Newbie of CIMSA-BEM KM FK UNAND and I'm ready to be a part of PARISAI (Peningkatan Taraf Kesehatan bersama CIMSA untuk Indonesia) 2018's forces.

We are dedicated to improve the health, not only ours but also for the people around us. Will it be easy? Nope, but will it be worth it? Absolutely.

I can't wait to see you on December 2nd, 2018 at SMK 7, Jln. Raya Padang-Indarung No. 15, Cengkeh Nan XX, Lubuk Begalung, Padang, West Sumatera.


Let's protect our health for a better future! 


#PARISAI2018

#CIMSAUNAND
#MagangCIMSA
#GoCIMSA!

CIMSA
Empowering Medical Students 
Improving Nation’s Health

Senin, 16 Januari 2017

Pemikiran Masa Depan Profesi Akuntansi



Disadari atau tidak, implementasi teknologi informasi telah masuk kesemua bidang kehidupan. Sejak awal implementasinya dalam dunia bisnis, teknologi informasi sudah digunakan untuk kebutuhan pencatatan dan pengolahan data akuntansi. Sehingga tidak mengherankan pada dekade 1980an dan awal 1990an para akuntan banyak yang mengklaim dirinya sebagai spesialis teknologi informasi. Namun dengan berkembangnya bidang ilmu teknologi informasi dan komputer, klaim itu sudah tidak relevan lagi. Bahkan yang terjadi adalah bidang ilmu teknologi informasi masuk ke bidang ilmu akuntanasi dengan berkembangnya bidang studi komputer akuntansi yang berada dibawah program studi Sistem Informasi. Saat ini profesi akuntansi masih dapat dipertahankan oleh oleh lulusan/sarjana akuntansi. 
Jika dicermati lebih jauh, pada awalnya teknologi informasi lebih berperan dalam pengolahan data. Namun dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dan jaringan komputer yang sangat pesat, saat ini teknologi informasi tidak lagi sekedar alat pencatat dan penyimpan data, tapi telah berkembang menjadi sistem yang memiliki banyak fungsi.
Untuk bidang pengolahan data keuangan, berbagai kemampuan teknologi informasi berkembang pesat sehingga telah memudahkan banyak bidang aktiftas manajemen keuangan dan akuntansi. Berkembangnya teknologi jaringan dan integrasi sistem, saat ini pecatatan transaksi sudah mulai dilakukan oleh sistem berbasis teknologi informasi. Fungsi penyimpanan, pelacakan, komparasi, sinkronisasi hingga fungsi pengendalian dan support informasi untuk pengambilan keputusan telah dapat dilakukan oleh sistem. Jika saat ini masih diperlukan berbagai konsultasi bagi manajemen dan oeprator keuangan perusahaan berkaitan dengan pencatatan transaksi, pelapoporan dan perhitungan pajak, dimasa depan dengan berkembangnya kemampuan sistem, dan makin user friendly sistem aplikasi, maka sebahagian konsultasi tersebut tidak diperlukan lagi, dan aktifitas akuntansi tidak perlu dilakukan lagi oleh staf yang dengan spesialisasi akuntansi.  
Mencermati perkembangan tersebut diatas, untuk profesi level bawah/pemula bidang akuntansi, sarjana akuntansi dihadapkan pada ancaman digantikannya sebahagian fungsi/kerja mereka oleh sistem berbasis teknologi informasi. Beberapa pertanyaan mendasar mesti dijawab oleh dosen & manajemen program studi akuntansi, antara lain :
1.      Peran atau kerja seperti apa yang akan dilakukan oleh para sarjana akuntansi dimasa depan?

2.      Apakah dimasa depan audit keungan seperti yang lazim dilakukan masa sekarang ini masih diperlukan?
3.      Siapkah sarjana akuntansi berperan dalam audit keuangan berbasis sistem informasi dimasa depan ?
4.      Bagaimana penyelesaian overlapping  Program Studi Akuntansi dengan bidang studi Komputer Akuntansi yang ada dibawah program studi Sistem Informasi. 
5.      Mungkinkah dimasa depan basis ilmu akuntansi akan bergeser dari basis sosial ke basis eksakta yang menonjolkan analisis berbasis matematis dan logika?

Jumat, 05 Februari 2016

Selamat jalan prof...

 
Tadi malam iseng poety googling dokter yang membantu kelahiranku.. Prof. Dr.dr. Achmad Biben, SpOG... karena Poety juga bercita-cita ingin kuliah di kampus beliau.. alangkah kagetnya... ternyata beliau sudah almarhum sejak 7 bulan yang lalu... innalillahi wa innailaihi rajiun.... selamat jalan prof...

Teringat cerita papa & mama yang 13 tahun yang lalu rutin memeriksakan kandungan mama ke Klinik Maskumambang, Bandung. Yaitu klinik dan tempat prakteknya Prof. Biben.. dan teringat juga cerita papa, tentang betapa baiknya beliau kepada pasien dan betapa disiplinnya beliau kepada para perawat di RS.. Cerita mama, waktu Poety lahir di RS St. Boromeous Bandung, waktu kunjungan dokter Biben adalah waktu yang menegangkan bagi para perawat di RS...ketidak rapian ruang pasien dan ruang bayi merupakan kesalahan yang menyebabkan semua perawat yang bertugas ditegur oleh beliau... apa lagi kalau terjadi kesalahan penangan pasien... tapi sebaliknya bagi pasien kedatangan beliau adalah waktu yang paling menyenangkan karena akan dapat berkonsultasi dengan jawaban2 yang mudah dimengerti dan jelas..

Oh iya.. kata papa, dr. Biben dikukuhkan sebagai Guru Besar (Profesor) Fakultas Kedokteran Unpad, ketika Poety dalam kandungan...

selamat jalan prof...

berikut Poety copy paste berita UNPAD tentang berpulangnya beliau...

"Prof. Dr. H. Achmad Biben, dr., SpOG., KFER 
Meninggal Dunia"

Di pengujung Ramadhan, Unpad kehilangan salah seorang putra terbaiknya. Guru Besar Emeritus Ahli Penyakit Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Unpad, Prof. Dr. Ahmad Biben, Sp.OG-KFER, meninggal dunia pada usia 74 tahun, Selasa (14/07) pukul 10.50.
Almarhum mendapat upacara penghormatan terakhir dari civitas akademika Unpad, Selasa (14/07) siang di Masjid Al Jihad Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung. Upacara tersebut dihadiri Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, Arief Sjamsulaksan K., dr., SpM(K), M.Kes., M.M., PhD., segenap sivitas akademika Unpad, serta kerabat almarhum.

Rektor Unpad dalam sambutannya mengatakan, kontribusi almarhum terhadap kemajuan ilmu kedokteran Unpad sangat banyak. Selain di bidang akademik, almarhum juga aktif di organisasi profesi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Indonesia.

“Hal-hal ini patut kita teladani sehingga ke depan kita dapat mengembangkan universitas ini jauh lebih baik lagi,” kata Rektor.

Prof. Ahmad Biben lahir di Bandung, 1 Desember 1940. Pada tahun 1999, almarhum menyelesaikan studi Doktor Bidang Ahli Penyakit Kebidanan dan Kandungan di Program Pascasarjana Unpad. Almarhum meninggalkan seorang istri, dr. Lien Rohalina, dan tiga orang anak.*

Rabu, 17 Juni 2015

menjalankan Puasa dengan Kaffah..

Marhaban ya Ramadhan....

puasa... makan dan minum
puasa... hawa nafsu
selama Ramadhan kita berpuasa...
kita tahan haus dan lapar...

tapi kenapa yaaaaa  kok  selama Ramadhan pasar menjadi lebih ramai.... 

mama-mama membeli bahan makanan lebih banyak dari biasa... 
hmmmmm padahal kan selama Ramadhan kita makan - minum cuma saat sahur dan saat berbuka....

hmmmmm mestinya belanja sembako jadi lebih sedikit dong dibanding hari biasa...



Selasa, 01 April 2014

Hari pertama di sekolah... (cerita)



            Dita melangkah ragu ke dalam kelas itu. Ibunya masih berbincang-bincang bersama ibu-ibu lainnya. Di dalam kelas tampak beberapa anak bermain. Ia gelisah. Dita ingin langsung masuk. Namun, ibunya kelihatan masih asyik mengobrol. Ia pun menarik tangan ibunya.
            “Ayo Bu...., Dita ingin masuk kelas baru Dita, “ paksa Dita hingga ibunya mengiyakan. Dita langsung masuk kelas. Kelas barunya tampak begitu ramai. Ia pun mencari mejanya. Setelah menemukan meja di posisi yang menurutnya tepat, Dita memasukkan buku-bukunya ke dalam laci mejanya. Barang-barang yang lainnya juga dimasukkan ke dalam laci mejanya dan dirapikan seperti bukunya.
            Bel sekolahnya berbunyi. Ibunya pun pulang. Dita melihat wanita kira-kira berumur dua puluh tahunan. Wanita itu membawa beberapa buku pelajaran yang sama seperti dipunyainya dan beberapa file serta sebuah tempat pensil berwarna cokelat.
            “Pagi anak-anak!” sapa wanita itu riang sambil menaruh bukunya di meja guru. Wanita itu berjalan ke depan kelas yang indah itu.
            “Saya adalah wali kelas kalian di sini. Nama saya Bu Tina. Kalian akan belajar bersama saya di kelas baru ini. Sekarang, karena hari pertama, kita mulai berkenalan. Siapa yang mau maju ke depan?” tanya Bu Tina tersenyum. Ada beberapa anak yang mengacungkan tangan, termasuk Dita.
            “Ya, kamu!” tunjuk Bu Tina kepada anak laki-laki gendut yang berkacamata. Anak itu maju ke depan dengan penuh percaya diri. Beberapa anak tertawa cekikikan melihat gayanya yang menjadi agak culun.
            “Hai teman-teman semua! Nama saya adalah Gagas Pramulya Wintoroto. Dipanggil Gagas. Hobi saya adalah menulis. Saya berasal dari Jakarta. Dulu saya bersekolah di International Cruise Kindergarten School. Rumah saya berada di perumahan Melati Putih Jalan Bougenville Raya Blok J7 nomor 6. Umur saya 5 tahun, “ Gagas memperkenalkan diri. Setelah itu, Gagas duduk kembali.
            “Terima kasih Gagas. Sekarang kamu!” tunjuk Bu Tina pada Dita. Dita pun maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri.
            “Hai semua! Nama saya Ninda Dita Putri. Biasa dipanggil Dita. Hobi saya bermain sepakbola dan hiking. Rumah saya di kompleks Kembang Biru Jalan Merpati Raya Blok H4 nomor 1. Saya berasal dari Jakarta dan dulu bersekolah di International Moon Kindergarten School. Senang bertemu kalian!” Dita memperkenalkan diri dengan tampilan yang berwibawa.
            “Terima kasih Dita,” ucap Bu Tina lembut. Dita pun kembali ke tempat duduknya. Teman sebangkunya mengacungkan jari.
            “Ya! Perkenalkan dirimu, nak!” pinta Bu Tina. Anak itu maju ke depan kelas dengan anggun.
            “Selamat pagi semuanya! Namaku adalah Himayana Pramono Kusuma. Panggilnya Maya. Membaca adalah hobi saya yang paling saya gemari. Selain itu, saya juga suka menari. Rumah saya di Kompleks Kembang Biru Jalan Merpati Raya Blok H4 nomor 3. Saya berasal dari Jakarta. Dulu saya bersekolah di International Pretty Kindergarten School,” Maya memperkenalkan diri dengan mimik wajah yang biasa sekali. Lalu, banyak anak yang memperkenalkanan diri. Ada Salsa, Mira, Budi, Oscar, Citra, dan Peter. Setelah perkenalan, Bu Tina menyuruh anak-anak menggambar binatang di kertas dan mewarnainya memakai pensil warna. Dita pun menggambar bersama yang lainnya. Dita dan Citra yang jago menggambar, menggambar beberapa hewan langka di Indonesia. Maya menggambar dua kelinci putih yang memakan wortel. Salsa, Mira, dan Oscar yang lucu, menggambar orang utan sebisa mereka sehingga gambar mereka terlihat sangat lucu. Budi, Peter, dan Tio yang santai, menggambar lumba-lumba yang loncat melewati lingkaran atraksi. Anak-anak lain juga menggambar sebisa dan sebagus mereka buat.
            Setelah menggambar, gambar anak-anak di kumpulkan untuk ditempel sebgai kreasi dalam kelas.  Bel pun berbunyi. Anak-anak langsuk berlarian bermain ke luar. Dita, Maya, Tio, dan beberapa teman lainnya memakan bekal yang dibawakan oleh ibu mereka masing-masing.
            “Halo! Boleh ikutan makan, tidak?” tanya Maya dan Tio pada Dita. Dita tersenyum dan mengangguk pada kedua teman barunya.
            “Kamu makan apa?” tanya Dita pada Maya dan Tio yang sedang mengambil kotak makanan mereka.
            “Aku makan udang goreng tepung yang krispi dan dilumuri mayones serta saus. Aku juga makan pakai nasi putih dan sayur sop yang masih hangat. Minumannya limun segar favoritku! Kalau kamu?” jawab Maya sekaligus bertanya pada Tio.
            “Aku makan nasi putih. Lauk pauknya adalah sosis berbentuk bunga dan sayurnya sop juga. Minumanku jeruk hangat buatan ibuku. Kalau kamu Dita, makan apa?” tanya Tio setelah menjawab pertanyaan Maya dan Dita.
            “Aku nasi goreng pakai telur ceplok dan minumannya air putih biasa,” jawab Dita sambil menunjukkan bekalnya yang masih hangat. Mereka pun makan. Setelah makan, mereka bermain petak umpet bersama Oscar dan Mira yang juga habis makan.
            “Tujuh belas, delapan belas, sembilan belas, dua puluh!” hitung Maya. Maya lalu mencari teman-temannya. Maya menemukan Tio dan Oscar yang bersembunyi di kolong meja guru. Sekarang, ia mencari Dita dan Mira. Ia menemukan Mira di balik lemari. Sekarang Dita. Di mana Dita, yaaa?
            “Hong Dita !!!” seru Dita keras menyebut namanya dan memukulkan tangannya di dinding tempat Maya tadi menutup mata dan menghitung.
            Kring! Kring!Kring!!!!!!!!!!!!!!!
            Bel istirahat usai, berdering. Anak-anak langsung kembali ke kelasnya masing-masing. Bu Tina masuk kembali sambil membawa banyak kertas kecil.
            “Anak-anak, sekarang kita akan memilih ketua kelas kita. Apakah ada yang mau mencalonkan diri?”tanya Bu Tina tegas. Akhirnya, karena tidak ada yang mau mencalonkan diri, Bu Tina memilih calonnya. Ada Salsa, Lisa, Rumi, dan Peter. Salsa maju dengan gugup ke depan bersama tiga calon ketua kelas lainnya. Para calon menjelaskan apa yang mereka lakukan jika mereka terpilih.
            “Calon yang mau kalian pilih, harus kalian tulis di kertas ini. Kita memilih melalui voting atau pemungutan suara,” perintah Bu Tina sambil membagi-bagikan kertas kecil. Anak-anak pun langsung menulis pilihan mereka.
            Setelah menulis, anak-anak menggulung kertas itu dan memasukkan ke dalam boks kecil berwarna putih. Bu Tina menunjuk Dita untuk menghitung suara dan Maya untuk menulis suara. Dita pun membaca. Hingga akhirnya Salsa yang terpilih menjadi ketua. Peter menjadi wakil. Lisa menjadi sekretaris dan Rumi menjadi bendahara. Salsa merasa senang sekali.
            “Sekarang kita akan melakukan kegiatan terakhir kita di hari pertama yang menyenangkan ini! Kita akan mengelilingi sekolah kita yang luas ini dan kita tidak akan diganggu kelas lain!!!” seru BuTina riang. Anak-anak spontan berseru senang sekali hingga akhirnya Bu Tina menenangkan.
            Mereka pun mulai dari gedung sekolah mereka yang besar dan tinggi.
            “Ini adalah kelas level 1, 2, dan 3. Satu level berisi tiga kelas, A, B, dan C. Lalu, di lantai dasar ini juga ada kamar mandi, ruang guru (kelas 1, 2, 3), ruang kepsek (ruang kepala sekolah), dan ruang TU atau disebut tata usaha. Kita lihat guru-guru yang ada di dalam, yaaa,“ Bu Tina pun menuntun anak-anak masuk ke dalam ruang guru.
            “Ini adalah Bu Gita, wali kelas 1B. Ini Bu Sabrina, wali kelas 1C. Ini Pak Tiko, wali kelas 2A. Pak Boro, wali kelas 2B. Bu Darmono, wali kelas 2C. Ini Bu Emi, wali kelas 3A. Pak Lomi, wali kelas 3B. Bu Setiani, wali kelas 3C. Bu Gita akan menjadi guru matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia. Bu Sabrina akan menjadi guru olahraga, kesenian, dan Bahasa Inggris.                

                                                           bersambung